BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Berpikir
merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah
adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah
cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus; sedangkan, deduksi
ialah cara berpikir yang didalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik
dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Sarana berpikir ilmiah merupakan
alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah
ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. fungsi sarana berpikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori yang lain.
Untuk dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir
ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan
yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting
dalam berpikir induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui
dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses
berpikir ilmiah.
B. Rumusan
Masalah
a. Apa definisi sarana berfikir ilmiah?
b.
Bagaimana sarana
berfikir ilmiah itu ?
c.
Bagaimana hubungan
antara sarana ilmiah bahasa, logika, matematika, dan statistik?
C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui definisi cara berfikir ilmiah!
b.
Untuk mengetahui
bagaimana sarana berfikir ilmiah!
c.
Untuk mengetahui
hubungan antara sarana ilmiah
bahasa, logika, matematika, dan statistik !
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SARANA BERPIKIR
ILMIAH
Berpikir merupakan sebuah proses
yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran
dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang
menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau
kasus-kasus yang bersifat khusus; sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang
didalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi langkah-langkah
(metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah ilmiah, untuk mendapatkan
kebenaran. fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah
untuk mendapat ilmu atau teori yang lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari
sarana berpikir ilmiah adalah :
1. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
1. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
2. Tujuan mempelajari metode
ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
Untuk dapat melakukan kegiatan
berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu
bahasa, matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting
dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar
peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.
B.SARANA BERPIKIR ILMIAH
1.BAHASA
Bahasa merupakan alat komunikasi
verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa
menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi
dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa
Indonesia), diterakan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer
yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi,
lambang, sistematika, komunikasi, dan alat. Bahasa memiliki tujuh ciri sebagai
berikut : Sistematis, yang berarti bahasa mempunyai pola atau aturan. Arbitrer
(manasuka). Artinya, kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan
apa yang disimbolkannya. Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi. Bahasa itu simbol.
Kata sebagai simbol mengacu pada objeknya. Bahasa, selain mengacu pada suatu
objek, juga mengacu pada dirinya sendiri. Artinya, bahasa dapat dipakai untuk
menganalisis bahasa itu sendiri. Manusiawi, yakni bahasa hanya dimiliki oleh
manusia. Bahasa itu komunikasi. Fungsi terpenting dari bahasa adalah menjadi
alat komunikasi dan interaksi.
1.1. CIRI-CIRI
BAHASA ILMIAH
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri
tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik.
Ø Informatif berarti bahwa
bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau
pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari
kesalahpahaman.
Ø Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
Ø Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language). Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya.
Ø Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
Ø Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language). Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya.
1.2. KELEMAHAN
BAHASA
Bahasa sangat vital bagi manusia
dalam aktivitas ilmiah (maupun aktivitas non-ilmiah). Bahasa memperjelas cara
berpikir manusia, maka orang yang terbiasa menulis dengan bahasa yang baik akan
mempunyai cara berpikir yang lebih sistematis.Kelemahan bahasa dalam menghambat
komunikasi ilmiah yaitu :Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif,
representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam
praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuan sukar untuk membuang
faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
Kata-kata mengandung makna atau arti yang tidak seluruhnya jelas dan eksak.
Bahasa sering kali bersifat sirkular (berputar-putar).
Bahasa menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih maju ketimbang makhluk-makhluk lainnya. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang sangat bermanfaat bagi aktivitas-aktivitas ilmiah. Di sisi lain, bahasa tidak alpa dari kelemahan-kelemahannya yang merintangi pencapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas ilmiah. Kelemahan-kelemahan bahasa ini barangkali akan ditutupi oleh kelebihan-kelebihan dari dua sarana berpikir ilmiah lainnya, yaitu matematika dan statistika.
Bahasa menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih maju ketimbang makhluk-makhluk lainnya. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang sangat bermanfaat bagi aktivitas-aktivitas ilmiah. Di sisi lain, bahasa tidak alpa dari kelemahan-kelemahannya yang merintangi pencapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas ilmiah. Kelemahan-kelemahan bahasa ini barangkali akan ditutupi oleh kelebihan-kelebihan dari dua sarana berpikir ilmiah lainnya, yaitu matematika dan statistika.
2.
MATEMATIKA
Matematika memiliki struktur
dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir
yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat
memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi,
idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi
kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih
praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa
matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai
sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang
lainnya. Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat
diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi:
v Menggunakan algoritma,
v Melakukan manipulasi
secara matematika,
v Mengorganisasikan data,
v Memanfatkansimbol, tabel,
grafik, dan membuatnya,
v Mengenal dan menemukan
pola,
v Menarik kesimpulan,
v Membuat kalimat atau model
matematika,
v Membuat interpretasi
bangun geometri,
v Memahami pengukuran dan
satuanya,
v Menggunakan alat hitung
dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator,
dan komputer.
2.1. KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN MATEMATIKA
Adapunkelebihan matematika
antara lain sebagai berikut :Tidak memiliki unsur emotifBahasa matematika
sangat universalAdapun kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak
mengandung bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika
penuh dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
3.STATISTIKA
Statistika mempunyai peranan
penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan
distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika
memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan
mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu
memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik
tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni
makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut
dan sebaliknya.
4. LOGIKA
Logika adalah sarana untuk
berpikir sistematik, valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam arti luas
logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara
tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah. Karena itu,
berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir. Berpikir
membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai. Logika dapat di sistemisasi
dalam beberapa golongan:
§ Menurut Kualitas dibagi
dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal
bawaan manusia) dan Logika Artifisialis (logika ilmiah) yang bertugas membantu
Logika Naturalis dalam menunjukkan jalan pemikiran agar lebih mudah dicerna,
lebih teliti, dan lebih efisien.
§ Menurut Metode dibagi dua
yakni Logika Tradisional yakni logika yang mengikuti aristotelian dan Logika
Modern
§ Menurut Objek dibagi dua
yakni Logika Formal (deduktif dan induktif) dan Logika Material.
C. HUBUNGAN ANTARA SARANA ILMIAH
BAHASA, LOGIKA, MATEMATIKA, DAN STATISTIKA
Bahasa merupakan alat komunikasi
verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa
merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu, penalaran
ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan
statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi keempat
sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir
merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah
adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah
cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus; sedangkan, deduksi
ialah cara berpikir yang didalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik
dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Sarana berpikir ilmiah merupakan
alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah
ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. fungsi sarana berpikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori yang lain.
Untuk
dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana
berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.
B.
Saran
Apabila
terdapat kesalahan dari makalah yang penulis
susun ini, baik dari segi tulisan,
penggunaan tata bahasa, ejaan
yang kurang tepat, dan kesalahan lain - nya penulis
mohon maaf, karena kami sadar
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Harapan kami
masukan
dan motivasi yang membangun selalu kami
nantikan dari para pembaca sebagai bahan acuan penyempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dumadia. 2009. Logika dan
Statistika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah. Online : (http://dumadia.wordpress.com/2009/01/21/logika-dan-statistika-sebagai-sarana-berpikir-ilmiah/,
diakses tanggal 25 Maret 2013).
Afgani,Win. 2009. Sarana
Berpikir Ilmiah. Online: (http://www.geocities.ws/m_win_afgani/arsip/03_SARANA_BERPIKIR_ILMI
AH.pdf, diakses tanggal 25 Maret 2013).
0 komentar:
Posting Komentar